chinaworld.org – Pemerintah Amerika Serikat menghapus larangan ekspor perangkat lunak desain chip ke Tiongkok. Langkah ini menandai upaya meredakan konflik dagang setelah kedua negara menyepakati perjanjian di London bulan lalu.
Tiga perusahaan besar di industri desain chip – Synopsys, Cadence, dan Siemens – menyatakan telah menerima pemberitahuan resmi dari Departemen Perdagangan AS. Ketiganya mulai memulihkan layanan dan penjualan software ke pasar Tiongkok.
AS dan Tiongkok Lanjutkan Kesepakatan Dagang London
Langkah pencabutan larangan ini menjadi bagian dari implementasi kesepakatan London. AS setuju membuka kembali ekspor untuk software chip, etana, dan mesin jet. Sebagai imbalan, Tiongkok mempercepat izin ekspor rare earth ke AS.
Kementerian Perdagangan Tiongkok menyebut kedua negara kini aktif menindaklanjuti isi kesepakatan. Beijing juga mulai meninjau aplikasi ekspor barang sensitif, terutama rare earth, yang menjadi fokus dalam negosiasi sebelumnya.
“Kami berharap AS melihat pentingnya kerja sama ekonomi yang saling menguntungkan dan mau bergerak searah,” ujar juru bicara Kementerian Perdagangan.
Software Chip Kembali Mengalir ke Tiongkok
Synopsys dan Cadence telah memulai proses pemulihan akses software untuk pengguna di Tiongkok. Siemens bahkan menyatakan layanan dan dukungan teknisnya sudah kembali berjalan penuh. Ketiganya menguasai lebih dari 70% pasar software desain chip di Tiongkok.
Sebelumnya, pembatasan ekspor software ini sempat menimbulkan kekhawatiran. Banyak analis menyebut, larangan tersebut bisa melumpuhkan pengembangan teknologi chip di Tiongkok, termasuk untuk AI dan sektor pertahanan.
Etana dan Mesin Jet Juga Masuk dalam Perjanjian
AS juga mencabut larangan ekspor etana, bahan utama pembuatan plastik. Tahun lalu, hampir setengah ekspor etana AS dikirim ke Tiongkok. Selain itu, GE Aerospace kembali mengirim mesin jet ke Tiongkok setelah menerima izin dari Departemen Perdagangan.
Meskipun ada kemajuan, tarif impor antara kedua negara masih tinggi. Presiden Trump menyebut tarif AS terhadap produk Tiongkok masih di angka 55%, termasuk tambahan 20% karena isu fentanyl.
Menuju Babak Baru dalam Hubungan Dagang
Ketegangan meningkat sejak April, ketika Tiongkok membatasi ekspor tujuh jenis rare earth. Meski ada gencatan senjata 90 hari pasca-pertemuan di Jenewa, implementasi berjalan lambat. Pertemuan di London menjadi titik balik. Kedua negara menyepakati solusi damai melalui dialog dan kerja sama.
Kini, pencabutan larangan ekspor menjadi langkah awal menuju pemulihan hubungan dagang. Namun, dengan tenggat gencatan yang akan berakhir Agustus, masa depan kesepakatan ini masih perlu diuji.